Monday, August 23, 2010

Kebakaran di Kosambi Akibat kelalaian

BANDUNG, KOMPAS.com - Kebakaran yang melalap sedikitnya 30 rumah di Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/8/2010) diduga akibat ada warga yang lalai mematikan kompor gas elpiji saat keluar rumah.

Sumber kebakaran diduga dari rumah Diah (30) yang ceroboh karena sering meninggalkan dapur saat kompor masih menyala.

Saat kejadian, Diah berniat membeli tabung gas baru karena tabung gas yang dipasangnya mengeluarkan bau gas. "Namun, Diah tidak mematikan kompor sehingga gas terbakar," kata Ridwan Alamsyah (35), saksi mata di lapangan.

Melihat asap bergulung-gulung, ia meminta istrinya mengecek ke rumah. Ridwan yang tidak tenang lalu menyusul istrinya dan mendapati kebakaran besar dari rumah Diah yang bersebelahan dengan rumahnya.

Api berasal dari dapur tempat Diah yang sehari-harinya berdagang ketupat tahu itu memasak. Api menyembur ke atas dari tabung elpiji 3 kilogram. "Atap rumah Diah terbakar dan runtuh lalu menyambar rumah saya. Istri saya ketakutan lalu menceburkan diri ke kali," tuturnya kepada Kompas.

Ridwan menuturkan, ia sering mengingatkan Diah yang lalai menyimpan atau memasang gas elpiji. "Dulu pernah ada ledakan juga di rumahnya, dan kami sudah mengingatkan karena khawatir timbul kebakaran. Tetapi dia tidak menggubris," ujar Ridwan yang sehari-harinya berjualan di kios kelontong. (Rini Kustiasih/Herlambang Jaluardi)

Monday, August 16, 2010

Kiat Makan Sehat Selama Berpuasa


Anda haruslah pintar dalam memilih menu makanan sehat selama berpuasa. Hindarilah hindangan es yang disajikan sebelum anda menyantap menu makanan utama. Es tentunya dapat menyebabkan tertahannya rasa lapar. Ini akan membuat anda kehilangan kesempatan makan makanan yang lebih bergizi, asupan nutrisi tubuh pun akan menjadi berkurang.

Mulailah dengan minuman yang manis serta hangat saat sedang berbuka. Untuk makanan, sebaiknya konsumsilah makanan yang mudah untuk dicerna. Contohnya teh manis, sirop, kurma, pisang goreng atau kolak. Dengan begitu, kadar gula darah akan berangsur normal. Lalu anda bisa melakukan sholat magrib.

Sekitar setengah jam kemudian, anda bisa langsung masuk ke sajian menu utama. Anda dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang tak berlebihan. Makanlah dengan secukupnya. Setelah sholat tarawih, anda boleh saja melanjutkan acara santap malam anda kehidangan yang masih tersedia.

Kemudian, makan sahur juga tak kalah penting dengan berbuka. Sahur sangat penting bagi tubuh untuk memperoleh asupan gizi di keesokan hari puasa. Meskipun begitu, makan sahur tentunya tak hanya asal makan kenyang saja. Namun juga perlu mempertimbangkan gizi yang diperoleh tubuh.

Sebaiknya, santapan sahur harus menyajikan cadangan kalori dan protein yang cukup. Dengan begitu, rasa lapar tidak akan cepat dirasakan oleh tubuh nantinya. Apa saja makanan yang mengandung protein dan lemak, diantaranya adalah nasi, telur, rendang, daging, ikan, sayuran dan sebagainya. Dengan sahur dan berbuka yang sehat, kita akan menghindari gangguan kesehatan selama menjalankan ibadah puasa. Selamat berpuasa. (yz)

Misteri Hujan Berwarna Merah di India (Hujan Darah)


Menurut ilmuwan setempat unsur merah di dalam air tersebut adalah sel hidup, sel yang bukan berasal dari bumi

Misteri memang tidak pernah punah dari dunia ini. Kini, mari kita ungkap misteri hujan darah di India ini dengan sains. Anda semua juga bisa melihat video hujan darah India ini di bagian paling bawah!

Inilah penjelasan hujan darah atau hujan merah ini
Lebih dari 500.000 meter kubik air hujan berwarna merah tercurah ke bumi. Pada mulanya ilmuwan mengira air hujan yang berwarna merah itu disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan menemukan sesuatu yang mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut adalah sel hidup, sel yang bukan berasal dari bumi !


Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah selatan India. Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama dilaporkan turunnya hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam. Setelah 10 hari, intensitas curah hujan mereda hingga September.

Hujan tersebut turun hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit per hujan. Para penduduk lokal menemukan baju-baju yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah. Penduduk lokal juga melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor.

Contoh air hujan tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi.

Mereka mengumpulkan lebih dari 120 laporan dari penduduk setempat dan mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 km. Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dalam air adalah partikel pasir yang terbawa dari gurun Arab.

Hal ini pernah terjadi pada Juli 1968 dimana pasir dari gurun sahara terbawa angin hingga menyebabkan hujan merah di Inggris. Namun mereka menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah butiran pasir, melainkan sel-sel yang hidup.

Komposisi sel tersebut terdiri dari 50% Karbon, 45% Oksigen dan 5% unsur lain seperti besi dan sodium, konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Sel itu memiliki diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding sel yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya.

Namun tidak ada nukleus yang dapat diidentifikasi. Setiap meter kubik sampel yang diambil, terdapat 100 gram unsur merah. Jadi apabila dijumlah, maka dari Juli hingga September terdapat 50 ton partikel merah yang tercurah ke Bumi.

Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.

Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori bahwa partikel merah itu adalah darah. Menurut mereka, kemungkinan batu meteor yang meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara. Namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung seperti sayap kelelawar yang jatuh ke bumi.

Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra terestrial. Louis menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langit India.

Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari Universitas Queen, Irlandia yang bernama Patrick McCafferty menemukan catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor.

McCafferty menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit.

36 persen dari contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas meteor atau komet. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi mulai dari Romawi kuno, Irlandia dan Inggris abad pertengahan dan bahkan Kalifornia abad ke-19.

McCafferty mengatakan, “Å“kelihatannya ada hubungan yang kuat antara laporan hujan berwarna dengan aktivitas meteor, Hujan merah Kerala cocok dengan pola-pola tersebut dan tidak dapat diabaikan begitu saja.”

Jadi, apakah hujan merah di Kerala berasal dari luar bumi ? Sebagian ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini. Namun sebagian ilmuwan lain yang belum menemukan jawabannya segera melirik kembali ke sebuah teori usang yang diajukan oleh ahli fisika Sir Fred Hoyle dan Dr Chandra Wickramasinghe, teori yang disebut Panspermia, yaitu sebuah teori yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari luar angkasa.

Menurut kedua ilmuwan tersebut pada mulanya di luar angkasa terdapat awan gas antar bintang yang mengandung bakteri. Ketika awan itu mengerut karena gravitasi untuk membentuk sistem bintang, bakteri yang ada di dalamnya tetap bertahan hidup di dalam komet.

Ketika komet itu terkena sinar matahari, panas matahari mencairkan permukaan es pada komet, bakteri-bakteri tersebut lolos dan tersapu ke planet-planet terdekat. Teori ini juga didasarkan pada argumen Charles darwin bahwa sesungguhnya bakteri memiliki karakteristis ‘luar bumi’.

Sumber : http://surgaku.com/iptek/misteri-hujan-berwarna-merah-di-india.html

Link video : http://www.youtube.com/watch?v=WlBR3FPh5NM&feature=player_embedded#!