Tuesday, June 30, 2015

Tips perawatan burung selama Bulan Puasa


Tips perawatan burung selama Bulan Puasa



marhaban-ya-ramadhan
Semua kebutuhan burung piaraan sangat tergantung dari manusia yang merawatnya. Jadi, tergantung bagaimana sobat kicaumania mengelola berbagai masalah dalam perawatan burung. Jadi, mau puasa atau tidak, burung harus dipenuhi kebutuhannya sesuai dengan kebiasaan dan karakter dari masing-masing burung.
Persoalannya, siapa yang merawat burung tersebut? Tentu Anda, sobat kicaumania. Nah, di sinilah kita akan menemukan korelasi antara perbedaan cara perawatan burung selama Bulan Puasa dan bulan-bulan lainnya. Sebab, bagi sobat kicaumania yang menjalankan ibadah puasa, pasti akan terjadi perubahan bioritme.
Bioritme merupakan perpaduan antara kondisi fisik, emosional, dan intelektual seseorang pada kurun waktu tertentu. Dalam dunia olahraga modern, bioritme bahkan menjadi salah satu aspek penting yang selalu diperhatikan para pelatih.
Bagi sobat kicaumania yang berpuasa, tentu akan terjadi pula perubahan bioritme, yang antara lain disebabkan adanya perubahan pada pola makan, waktu makan, waktu istirahat / tidur, waktu beraktivitas, dan sebagainya. Bagaimanapun, semua ini juga mempengaruhi cara Anda melakukan perawatan terhadap burung piaraan di rumah.
Saatnya membiasakan mengembunkan burung
cucak ijo banyuwangi
Om Kicau pernah menjelaskan manfaat pengembunan untuk burung, yang pada intinya bisa mendekatkan burung pada suasana seperti di alam liar, dan menjadi salah satu kunci membuat burung rajin bunyi alias gacor. Silakan lihat kembali manfaat pengembunan bagi burung kicauan di sini.
Nah, bagi sobat kicaumania yang belum terbiasa melakukan pengembunan, inilah saatnya untuk membiasakan diri melakukan aktivitas tersebut. Mungkin selama ini Anda susah bangun pagi, beberapa saat menjelang azan subuh.
Kini, selama Ramadhan, Anda berkesempatan bangun pagi untuk makan sahur. Jadi, usai bersahur, segera keluarkan burung untuk diembunkan di teras, atau di bawah pohon jika pada halaman rumah memang terdapat pepohonan. Pengembunan juga bisa dilakukan usai Anda sholat subuh.
Berikut ini tips pengembunan agar burung aman selama Bulan Puasa:
  • Jika memungkinkan, embunkan burung di bagian timur rumah. Hal ini bertujuan agar burung bisa memperoleh sinar matahari pagi seawal mungkin.
  • Kalau pengembunan dilakukan sebelum azan subuh, berarti hari masih gelap. Tak masalah jika lokasi pengembunan berada di lingkungan rumah Anda, atau berada di halaman yang sudah dipagarbumi. Jika pengembunan dilakukan di luar rumah, misalnya di halaman depan, pastikan burung aman dari tangan-tangan jahil, atau hewan predator seperti kucing, tikus,  anjing dan lain-lain.
  • Penting diingat, burung yang diembunkan harus dalam kondisi sehat. Jika burung sakit, apalagi sakit pernafasan bagian atas, jangan diembunkan terlalu dini sebab udara dingin bisa menyebabkan penyakitnya makin menjadi.
Perawatan lain selama Bulan Puasa
murai batu Kitaro
Murai batu Kitaro sukses mencetak hattick dalam even Radar Banten Cup 2 di Kota Serang, 15 Juni 2014.
Selain pengembunan, ada beberapa tips lain yang perlu diperhatikan seiring dengan perubahan bioritme pada diri sobat kicaumania selama Bulan Puasa.
  • Kalau pun Anda tidak sempat mengembunkan burung sebelum atau beberapa saat setelah sholat subuh, pastikan sebelum Anda melanjutkan tidur pagi burung harus dikeluarkan dulu. Apabila tidak, maka selama Anda tertidur, burung tak memiliki kesempatan lagi menikmati hangatnya sinar matahari pagi. Sebab, biasanya sobat kicaaumania pada saat seperti ini sering bangun kesiangan, he.. he… he…
  • Jika Anda tetap bisa bangun pagi, aktivitas mandi, membersihkan sangkar, wadah pakan dan minum, serta mengganti pakan dan air minum bisa dilakukan seperti biasanya. Tetapi apabila Anda sering terlambat bangun, maka semua aktivitas itu (termasuk memandikan burung) bisa dipindah pada sore hari. Hitung-hitung, bisa ngabuburit secara menyenangkan.
  • Pemberian kroto dan serangga seperti jangkrik, ulat, dan cacing dapat dilakukan sore hari, sekitar 1 jam sebelum waktu berbuka, dengan porsi lebih banyak dari biasanya. Pakan tambahan tersebut harus tetap diberikan pada pagi hari (esoknya), dengan porsi lebih sedikit daripada sore hari.
  • Meski beberapa aktivitas bisa dipindahkan pada sore hari, usahakan penggantian air minum dan pemberian buah tetap dilakukan pagi hari. Jam berapa? Tergantung Anda bangun jam berapa.
  • Untuk mengurangi stres pada burung karena perubahan “pola hidup”, Anda dapat memberikan multivitamin dan multimineral seperti BirdVit dan BirdMineral.
  • Meski sebagian kicaumania agak ogah-ogahan, usahakan kebersihan sangkar dan aksesoris di dalamnya tetap dilakukan, minimal dua hari sekali. Kotoran burung yang terlalu menumpuk akan meningkatkan kadar amonia dalam sangkar. Hal ini bisa menjadi pemicu burung mengalami serak atau ngorok, yang akan terdengar jelas terutama pada malam hari.
  • Seminggu sekali, usahakan sangkar disemprot dengan desinfektan khusus burung seperti FreshAves, untuk menangkal berbagai bakteri, jamur, tungau, dan parasit lain. Hanya virus yang tidak bisa ditangkal oleh desinfektan apapun. Tetapi kalau Anda rutin menyemprot sangkar dengan desinfektan, minimal seminggu sekali, peluang virus masuk kandang relatif lebih kecil daripada jika Anda tidak pernah melakukannya sama sekali.
Itulah beberapa tips perawatan burung selama Bulan Puasa. Yang penting, boleh saja kita mengubah pola hidup burung. Tetapi, jangan sampai karena kita berpuasa, burung pun ikut “puasa” akibat kealpaan kita dalam memberikan pakan dan minum, hehehehe….
Sekali lagi, selamat berpuasa bagi yang menjalankannya.
Semoga bermanfaat.

Salam sukses, Salam dari Om Kicau.
Post by : omkicau.com

Thursday, April 5, 2012

1 Rumah di Kosambi Ambruk Tergerus Kali Cibunut

Sebuah rumah milik Cucu (40) ambruk akibat tergerus air kali Cibunut di Gang Surareja (Kosambi), RT 8 RW 9, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Rabu (4/4/2012). Rumah permanen yang berada di pinggir bantaran kali itu porak poranda.

Sebelumnya, hujan lebat mengguyur Kota Bandung sekitar pukul 14.00 WIB. Rumah yang dihuni empat orang terdiri satu keluarga itu ambruk sekitar pukul 16.00 WIB.

"Pondasi rumah permanen ini tidak kuat menahan volume air. Jadi tadi tergerus dan ambruk," jelas Camat Sumur Bandung Arif Saefudin ditemui di lokasi kejadian.

Bangunan rumah itu kondisinya rusak berat. Bahkan 'nyemplung' masuk ke kali. Rumah itu dihuni Cucu bersama istrinya, Han (35), dan dua anaknya.

Arif mengatakan hujan lebat menyebabkan Kali Cibunut meluber ke rumah warga. "Ini baru pertama kali kejadian ada rumah yang roboh," ucapnya.

Pantauan detikbandung hingga pukul 20.30 WIB, warga dibantu petugas kecamatan mengevakuasi reruntuhan rumah agar air tak tersumbat.

Sumber : bandung.detik.com

Monday, July 25, 2011

Gunung Guha Cipatat Masih Dihuni Harimau Jawa



Senin, 25 Juli 2011
Harimau Jawa Masih Hidup di Gunung Guha Cipatat
HARIMAU jawa atau javan tiger (Panthera tigris sundaica) adalah satwa endemik Pulau Jawa yang menurut Conservation on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) telah punah pada tahun 1996. Benarkah demikian?

Ternyata tidak bagi warga Desa Cipatat dan Ciptaharja, Kec. Cipatat, Kab. Bandung Barat (KBB). Mereka menyakini, harimau yang selama ini mendiami hutan Gunung Guha (gua, red) adalah harimau jawa.

Keyakinan itu dilandasi bentuk dan warna belang hitam pada bulunya yang kuning kecokelatan serta bentuk kepalanya. Kawasan hutan dan perbukitan kapur yang menjadi tempat populasi harimau tersebut, memiliki luas sekitar 1.000 hektare. Secara administratif masuk Desa Cipatat dan Ciptaharja.

Pada waktu-waktu tertentu, harimau turun gunung masuk ke permukiman warga yang berdekatan dengan kawasan hutan seperti Kp. Sanghyang, Saluyu, Pasegan, dan beberapa tempat lain. Biasanya, harimau yang masuk ke permukiman penduduk ini memangsa binatang ternak terutama domba.

Kepala Desa Cipatat Darya Sugangga membenarkan, di dalam kawasan hutan Gunung Guha masih ditemukan harimau yang diduga harimau jawa. Raja hutan ini mendiami gua-gua atau guha (bahasa Sunda, red) yang berada di perbukitan kapur. Diperkirakan jumlahnya belasan ekor.

"Melihat langsung dalam keadaan masih hidup, terus terang belum pernah. Tapi saya sudah dua kali melihat kulit harimau yang tewas diracun, karena memangsa hewan ternak warga. Kalau dilihat dari ciri-ciri fisiknya, mirip dengan gambar-gambar harimau. Baik dari bentuk fisik maupun kulit bulunya yang belang-belang. Namun apakah jenisnya harimau jawa atau ada jenis lain, saya tidak tahu," kata Darya Sugangga di Cipatat, Minggu (24/7).

Harimau yang diduga harimau jawa ini sudah lama mendiami kawasan Hutan Gunung Guha. Sebenarnya tak ada satu orang warga pun yang berani membunuh raja hutan ini. Bahkan ketika berpapasan di sekitar hutan, warga tidak berani mengganggu apalagi sampai menangkapnya.

Harimau kajajaden

Menurutnya, warga percaya bahwa selain harimau asli ada satu harimau kajajaden atau jadi-jadian, yang mendiami kawasan hutan Gunung Guha. Baik harimau asli maupun harimau kajajaden, selama ini tidak pernah saling mengganggu dengan penduduk.

Selain harimau, di kawasan hutan Gunung Guha banyak ditemukan babi hutan (Sus scrofa), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan macan tutul (Panthera pardus). Berbeda dengan harimau yang populasinya diperkirakan tinggal belasan ekor, populasi macan tutul diperkirakan jumlahnya jauh lebih banyak. Kedua jenis binatang pemakan daging ini biasa memangsa babi hutan dan monyet.

Ditemui secara terpisah, salah seorang tokoh masyarakat Kp. Talaga RT 03/RW 17, Desa Cipatat Yuyun Targuna (48) membenarkan, keberadaan harimau di Gunung Guha. Bahkan dirinya pernah menjadi korban binatang pemangsa tersebut. Sebab satu ekor domba miliknya sempat dimangsa.

"Untungnya serangan harimau terjadi selepas magrib, sehingga keburu ketahuan sebelum domba diseret keluar. Ketika itu saya mendengar suara gaduh di dalam kandang domba. Begitu dilihat dari balik jendela, terlihat seekor harimau sedang mencekik leher salah satu domba. Karena ketahuan, harimau itu kabur," kata Ketua RT 03 ini.

Setelah gagal memangsa domba milik Yuyun, sang raja hutan ini mengalihkan sasaran pada domba milik warga lainnya. Kali ini, dua ekor domba milik Karnadi dimangsa.

Sejak kejadian tujuh bulan lalu itulah, tidak pernah ada lagi kabar serangan harimau ke Kp. Talaga. Kini penduduk RT 03 hidup lebih nyaman tanpa gangguan kucing besar tersebut. Tapi apakah benar kucing besar tersebut harimau jawa atau jenis lain? Untuk menjawabnya perlu dilakukan penelitian. (dicky mawardi/"GM")**

Sunday, July 24, 2011

Tips Menghadapi Ramadhan

Mudah-mudahan kita bukan orang-orang yang hanya memaknakan ibadah kita
secara lahiriyah tapi betul-betul memaknainya dengan secara sebenarnya. Pada
akhirnya, setiap ibadah yang telah kita kerjakan akan menghantarkan diri kita
menjadi orang yang punya kesucian baik lahir maupun bathin. Hal terpenting buat
kita adalah senantiasa memelihara kesucian diri, jangan sampai mengotorinya
dengan perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar. Ada beberapa hal yang bisa
kita amalkan agar hati kita senantiasa bersih dan lembut dalam rangka siap mental
spritual untuk menghadapi bulan Ramadhan.
Pertama, banyak mengingat Allah dalam hati dan lisan. Dengan dzikr hati bisa
menjadi tentram, sehingga dapat dengan jernih melihat berbagai persoalan yang
dihadapi. Allah dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra’du (13) : 28 berfirman : “yaitu
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
Kedua, membaca Al-Qur’an dan menelusuri kandungannya. Alquran
memperkenalkan dirinya sebagai hudan li al-Nas (petunjuk bagi manusia). Inilah
fungsi utama kehadirannya. Dalam rangka penjelasan tentang fungsi Al-Qur’an ini,
Allah menegaskan: “kitab suci diturunkan untuk memberi putusan (jalan keluar)
terbaik bagi problem-problem kehidupan manusia.
Ketiga, berbuat baik kepada anak-anak yatim dan faqir miskin. Inilah yang
dipesankan oleh Rasulullah SAW : “jika anda ingin melunakkan hati anda maka
sentuhlah kepala (sayangilah) anak yatim dan berilah makan orang miskin”. (HR.
Ahmad)
Keempat, banyak mengingat mati. Ketahuilah bahwa hati orang yang tenggelam
dalam urusan duniawi, mengejar kesia-siaannya, dan menghambakan cinta kepada
kenikmatannya yang palsu, akan lalai dari mengingat maut. Sikap lalai yang
dilakukan oleh orang banyak terhadap kematian adalah akibat kurangnya
perenungan dan ingatan terhadapnya. Allah Ta’ala berfirman : “katakanlah,
sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu”. {Q.S. Al-Jumu’ah (62): 8}
Kelima, senantiasa instropeksi diri. Manusia yang baik adalah yang senantiasa
mengevaluasi amal yang sudah dikerjakannya pada masa lalu dalam rangka
kehati-hatian berbuat untuk peningkatan kualitas amalnya ke depan. Dalam
Al-Qur’an Surat al-Hasyar (59): 18 dijelaskan: ” Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri mengevaluasi setiap apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerakan”.
Kesadaran kita akan kelalaian dalam beribadah pada bulan suci Ramadhan yang
lalu akan menghantarkan kita untuk lebih berhati-hati dan berbuat maksimal dalam
beribadah pada bulan suci Ramadhan kali ini.
page 2