Thursday, November 26, 2009

Memahami Makna Idul Adha


Ditulis oleh Yusuf Fatawie*

Bulan ini merupakan bulan bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.

Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam.

Pada hari itu, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail.

Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. Legenda mengharukan ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.

Kisah tersebut merupakan potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan. Model ketakwaan Nabi Ibrahim ini patut untuk kita teladani.

Dari berbagai media, kita bisa melihat betapa budaya korupsi masih merajalela. Demi menumpuk kekayaan rela menanggalkan ”baju” ketakwaan. Ambisi untuk meraih jabatan telah memaksa untuk rela menjebol ”benteng-benteng” agama. Dewasa ini, tata kehidupan telah banyak yang menyimpang dari nilai-nilai ketuhanan. Dengan semangat Idul Adha, mari kita teladani sosok Nabi Ibrahim. Berusaha memaksimalkan rasa patuh dan taat terhadap ajaran agama.

Di samping itu, ada pelajaran berharga lain yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail ini pada akhirnya digantikan seekor domba. Pesan tersirat dari adegan ini adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia.

Hal ini senada dengan apa yang digaungkan Imam Syatibi dalam magnum opusnya al Muwafaqot. Menurut Syatibi, satu diantara nilai universal Islam (maqoshid al syari’ah) adalah agama menjaga hak hidup (hifdzu al nafs). Begitu pula dalam ranah fikih, agama mensyari’atkan qishosh, larangan pembunuhan dll. Hal ini mempertegas bahwa Islam benar-benar melindungi hak hidup manusia. (hlm.220 )

Nabi Ismail rela mengorbankan dirinya tak lain hanyalah demi mentaati perintahNya. Berbeda dengan para teroris dan pelaku bom bunuh diri. Apakah pengorbanan yang mereka lakukan benar-benar memenuhi perintah Tuhan demi kejayaan Islam atau justru sebaliknya?.

Para teroris dan pelaku bom bunuh diri jelas tidak sesuai dengan nilai universal Islam. Islam menjaga hak untuk hidup, sementara mereka—dengan aksi bom bunuh diri— justru mencelakakan dirinya sendiri. Di samping itu, mereka juga membunuh rakyat sipil tak bersalah, banyak korban tak berdosa berjatuhan. Lebih parah lagi, mereka bukan membuat Islam berwibawa di mata dunia, melainkan menjadikan Islam sebagai agama yang menakutkan, agama pedang dan sarang kekerasan. Akibat aksi nekat mereka ini justru menjadikan Islam laksana ”raksasa” kanibal yang haus darah manusia.

Imam Ghazali dalam Ihya ’Ulumuddin pernah menjelaskan tentang tata cara melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Menurutnya, tindakan dalam bentuk aksi pengrusakan, penghancuran tempat kemaksiatan adalah wewenang negara atau badan yang mendapatkan legalitas negara. Tindakan yang dilakukan Islam garis keras dalam hal ini jelas tidak prosedural. (vol.2 hlm.311)

Sudah semestinya dalam melakukan amar makruf nahi munkar tidak sampai menimbulkan kemunkaran yang lebih besar. Bukankah tindakan para teroris dan pelaku bom bunuh diri ini justru merugikan terhadap Islam itu sendiri ?. Merusak citra Islam yang semestinya mengajarkan kedamaian dan rahmatan lil ’alamin. Ajaran Islam yang bersifat humanis, memahami pluralitas dan menghargai kemajemukan semakin tak bermakna.

Semoga dengan peristiwa eksekusi mati Amrozi cs, mati pula radikalisme Islam, terkubur pula Islam yang berwajah seram. Pengorbanan Nabi Ismail yang begitu tulus menjalankan perintahNya jelas berbeda dengan pengorbanan para teroris.

Di hari Idul Adha, bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Tuhan yang bersifat transedental. Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan.

Bentuk solidaritas kemanusiaan ini termanifestasikan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama.

Meski waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dibatasi (10-13 Dzulhijjah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ’berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha.

Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Selamat berhari raya !

Tuesday, November 24, 2009

Menjamu Persitara di Stadion Si Jalak Harupat Sore ini Suchao Diplot Jadi Striker

AHMAD YANI,(GM)-
Gelandang tim nasional Thailand, Suchao Nuchnum kemungkinan besar bakal ditempatkan sebagai striker, saat Persib Bandung menjamu Persitara Jakarta Utara, pada laga lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2009/2010 di Stadion Si Jalak Harupat Soreang,Kab. Bandung, Selasa (24/11) pukul 15.30 WIB. Pencetak gol pembuka Persib ke gawang Pelita Jaya Karawang ini bakal menjadi tandem Budi Sudarsono, satu-satunya striker Persib yang bisa dimainkan.

Persib dipastikan menghadapi krisis striker saat menjamu Persitara, lantaran Cristian Gonzales dan Hilton Moreira yang harus menjalani skorsing Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Sedangkan Airlangga kondisinya diragukan karena cedera hamstringnya kambuh lagi pada sesi latihan pagi di Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Senin (23/11).

Pelatih Persib, Jaya Hartono memang menolak menjawab pertanyaan soal kemungkinan ditempatkannya Suchao sebagai striker. Namun dalam game internal yang dilakukan, Suchao yang pada awalnya diplot di gelandang serang, langsung didorong ke depan, sesaat setelah Airlangga mengalami cedera.

"Masalah strategi itu (Suchao jadi striker, red) tidak usah dibicarakan. Lagi pula saya masih akan memantau perkembangan cedera Airlangga hingga menjelang pertandingan," kata Jaya, usai sesi latihan pagi itu.

Selain tiga striker, Jaya juga kehilangan kapten tim Eka Ramdani. Seperti halnya Gonzales dan Hilton, gelandang tim nasional Indonesia ini pun harus menjalani skorsing Komdis PSSI. Namun dalam pertandingan kali ini Jaya bisa menurunkan Hariono dan Gilang Angga Kusumah, yang sudah menjalani hukuman skorsingnya saat lawan Pelita Jaya.

Formasi 3-5-2

Gara-gara krisis striker itu, Jaya terpaksa harus mengubah pakem permainannya musim ini dari 3-4-3 ke 3-5-2. Berdasarkan pengamatan "GM", para pemain yang bakal mengisi posisi di starting list adalah Sintaveechai "Kosin" Hathairattanakool (kiper), Maman Abdurahman, Nova Arianto, Cristian Rene (belakang), Gilang Angga, Irwan Wijasmara (bek sayap kanan-kiri), Hariono, Cucu Hidayat, Atep (gelandang) serta duet striker dadakan Budi Sudarsono dan Suchao.

"Meski tiga pemain utama kita absen, saya percaya dengan kemampuan pemain yang ada. Saya bisa maksimalkan mereka dan ini merupakan kesempatan bagi pemain yang selama ini jarang mendapatkan kesempatan," kata Jaya.

Bermain keras

Dari kubu Persitara, mereka bertekad mencuri poin di laga kali ini. Pasalnya dalam lima laga sebelumnya, Persitara selalu mengalami kekalahan. "Kita memang sedang rapuh. Anak-anak juga cukup tertekan dengan kekalahan yang selalu kami telan. Tetapi kami akan berjuang mencuri poin di sini," ujar asisten pelatih Persitara Jakarta Utara, Dodi Sahetapy, usai latihan sore di lapangan luar Stadion Si Jalak Harupat Kab. Bandung, Senin (23/11).

Untuk mencuri poin, Dodi pun bertekad akan membuat Persib frustrasi. Anak asuhnya telah diperintahkan bermain keras dan tidak memberi peluang permainan Persib berkembang. "Kami tidak ingin kemasukan lebih dulu. Dan pengalaman kita, Persib mudah frustrasi jika susah mencetak gol," tuturnya.

Pada laga kali ini, kecuali Ernest Brunhoso yang masih dirundung cedera, pemain lainnya siap berlaga. Sebagai pengganti Ernest, Dodi akan memainkan Sutikno. "Kualitasnya tidak jauh berbeda. Jadi tidak ada masalah," katanya. (B.82/B.98)**

Friday, November 6, 2009

Pesinetron Safa dan Marwah Dinodai


BOGOR,(GM)-
Artis pendatang baru di sinetron berjudul Safa dan Marwah, Yun (22), diduga diperkosa secara bergantian oleh dua kru film di lokasi syuting, di kawasan Puncak. Persisnya di parkiran Restoran Rindu Alam 1, Desa Tugu Utara, Kec. Cisarua, Kab. Bogor.

Selain digagahi, korban dianiaya hingga babak belur, telepon genggam miliknya juga dirampas kedua pelaku. Beberapa jam kemudian, seorang dari pelaku, Zuh (30), ditangkap warga. Namun sebelum diserahkan ke Mapolsek Cisarua, pelaku sempat menjadi bulan-bulanan massa.

Dari lokasi kejadian polisi juga menyita sebuah mobil Daihatsu Xenia warna silver B 7648 VJ untuk dijadikan barang bukti.

"Seorang pelaku yang identitasnya telah diketahui masih buron dan kini dalam pengejaran polisi," kata Kapolres Bogor, AKBP Tomex Korniawan didampingi Kapolsek Cisarua, AKP Hepi Hanapi.

Kapolres mengungkapkan, peristiwa nahas yang menimpa artis figuran asal Klapa Dua, Kec. Cimanggis, Kota Depok ini terjadi Senin (2/11) sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu, kedua pelaku Zuh dan Zal (28) bertemu di kawasan Cilandak Town Square, Jakarta Selatan.

Tanpa curiga, korban diantar ke daerah Karawang untuk keperluan dengan menggunakan mobil Daihatsu Xenia B 7648 VJ. Sepulangnya dari Karawang, kedua pria yang belakangan diketahui masih kakak beradik ini menuju kawasan Puncak untuk kegiatan syuting sinetron. "Mereka ke Puncak lewat jalan Tol Jagorawi," urai Tomex.

Namun korban oleh kedua pelaku malah dibawa ke lapangan parkir Restoran Rindu Alam 1 Puncak, Tugu Utara, Cisarua, Kab. Bogor. Di sana, pelaku menganiaya korban hingga babak belur dengan harapan korban tidak berteriak.

Dalam keadaan ketakutan dan wajah babak belur, pelaku pun secara bergiliran memerkosa korban di dalam mobil Daihatsu Xenia warna silver tersebut. Pelaku juga mengambil telepon seluler milik korban.

"Saat kedua pelaku lengah, korban berhasil kabur dari dalam mobil Xenia, kemudian meminta tolong kepada warga sekitar. Warga yang mendengar teriakannya langsung menolong korban dan menanyakan apa yang telah dialaminya," ujar Tomex.

Sementara kedua pelaku yang mengetahui hal tersebut, berusaha kabur. Salah seorang di antaranya, Zuh, ditangkap warga. Sementara Zal lolos dari kepungan massa. Warga sekitar yang mengetahui korban telah diperkosa, menganiaya pelaku hingga babak belur. Pelaku kemudian digelandang ke Mapolsek Cisarua.

"Saat ini kami tengah mengejar satu pelaku lainnya dan kami juga mengamankan mobil Xenia B 7648 VJ. Korban pun langsung membuat laporan atas peristiwa yang menimpa dirinya ke Mapolsek Cisarua dan melakukan visum et repertum di RS PMI, Jln. Pajajaran, Kel. Babakan, Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor," jelas Tomex. (B.65)**

Ilmu untuk Anak

Oleh: DRS. AHMAD ZAILANI

ALQURAN banyak mengulas sejarah tentang seorang ayah yang mendidik anaknya untuk mengenal kebaikan. Salah satunya Lukman, yang dimuliakan Allah SWT dengan pencantuman perkataannya dalam Alquran, ketika mendidik keturunannya. Yaitu Q.S. Luqman ayat 12-19.

Pada surat tersebut, Lukman mulai mengajari anaknya dengan penanaman kalimat tauhid, yang hakikatnya memurnikan ibadah hanya untuk Allah. Dilanjutkan dengan kewajiban berbakti dan taat kepada orangtua selama tidak menyalahi syariat.

Wasiat berikutnya berkaitan dengan penyemaian keyakinan tentang hari pembalasan dan penjelasan kewajiban menegakkan salat. Setelah itu amar makruf dan nahi mungkar yang berperan sebagai faktor penting untuk memperbaiki umat. Tak lupa beliau singgung, sikap sabar dalam pelaksanaannya.

Selain itu, beliau pun menaruh perhatian pada adab-adab keseharian yang tinggi. Di antaranya larangan memalingkan wajah ketika berkomunikasi dengan orang lain. Sebab ini berindikasi buruk, yaitu cerminan sikap takabur. Beliau juga melarang anaknya berjalan dengan congkak dan sewenang-wenang di muka bumi karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.

Beliau mengarahkan anaknya untuk berjalan dengan sedang, tidak terlalu lambat ataupun cepat. Sedangkan nasihat terakhir berkaitan erat dengan perintah untuk merendahkan suara, tidak berlebih-lebihan dalam berbicara.

Itulah wasiat Lukman terhadap anaknya, yang sarat dengan mutiara agung dan berfaedah bagi buah hatinya untuk meniti jalan kehidupan yang penuh duri. Hal itu agar mereka bisa sampai ke akhirat dengan selamat.

Kisah tadi bisa dijadikan teladan bagi para pemimpin keluarga. Memenuhi kebutuhan sandang dan pangan memang penting. Namun kebutuhan ilmu dan pengetahuan lebih urgen (mendesak).

Oleh karenanya, setiap orangtua wajib memenuhi kebutuhan rohani sang anak, jangan sampai gersang dari pancaran ilmu dien. Perkara ini jauh lebih penting dari sekadar pemenuhan kebutuhan jasmani, karena berhubungan erat dengan keselamatannya di dunia dan akhirat. Hal itu dapat terealisasi dengan pendidikan yang berkesinambungan di dalam maupun di luar rumah. Masalahnya, model pendidikan yang ada hanya menelurkan generasi-generasi yang materialistis, gila dunia. Karenanya setiap keluarga harus menengok dan menggali metode-metode pendidikan yang dipakai, menjadikan anak saleh ternyata terbukti membuahkan insan-insan yang cemerlang bagi umat ini.

Anak terlahir dalam keadaan fitrah. Kewajiban orangtua merawatnya agar tidak menyimpang dari jalan yang lurus dan selamat dari api neraka. Selain itu, anak yang saleh akan menjadi modal investasi bagi kedua orangtuanya.

Firman Allah pada Surat At-Tahrim ayat 6, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar, keras, lagi tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".

Sayidina Ali r.a. dalam menafsirkan ayat ini, "Didik dan ajarilah mereka".

Adh-Dhahak dan Muqatil berujar, "Wajib atas seorang muslim untuk mendidik keluarganya seperti kerabat, budak perempuan, dan budak laki-lakinya tentang perintah dan larangan Allah". (Penulis, penghulu muda di KUA Batununggal Kota Bandung)**


Thursday, November 5, 2009

Unibi Terus Ukir Berbagai Prestasi


BANDUNG, (PR).-
Langkah Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (Unibi) Bandung untuk menjadi universitas terbaik di Indonesia semakin hari semakin terlihat.

"Sampai pertengahan tahun 2009, berbagai prestasi baik tingkat lokal maupun nasional terus kami bukukan. Berbagai juara ditorehkan oleh mahasiswa-mahasiswi Unibi yang masih duduk di semester-semester awal," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unibi, Deni Johansyah, Selasa (28/7).

Dikatakannya, di bidang Information Technology (IT), tim Unibi yang diwakili Nursiti Holipah dan Yulianti Sartika mahasiswa semester dua jurusan teknik informatika mampu merebut juara 1 tingkat nasional untuk kategori "Java Database" dalam ajang "Java Programming Competition 2009" yang diselenggarakan Community of Java and Animation, Java User Group Indonesia, Sabtu (18/7) di Aula Barat ITB. Tim ini juga meraih penghargaan "Best Java Database".

Tim Unibi lainnya yang diwakili Bona dan Nabhila mahasiswa semester dua jurusan teknik informatika dalam kategori "Java Applet" berhasil menggondol juara kedua.

"Ajang kompetisi ini diikuti oleh tim-tim terbaik dari beberapa perguruan tinggi negeri ternama antara lain ITB, UGM, ITS, Undip, UI, Unpad, serta sejumlah perguruan tinggi swasta lainnya," kata Deni.

Sementara itu, dalam ajang "Java Competition" tingkat lokal yang diselenggarakan pada 27 Juni 2009, tim Unibi meraih dua gelar juara. Juara pertama dipersembahkan pada kategori "Java Animation", sedangkan pada kategori "Java Database" tim Unibi lainnya mempersembahkan juara dua.

Prestasi tim Unibi dalam bidang IT dibukukan juga oleh Muhammad Mursidi mahasiswa semester empat urusan teknik informatika berhasil menyabet juara I dalam ajang "Web Programming Website KPU" yang diselenggarakan oleh BEM Unpad bekerja sama dengan KPUD Kota Bandung.

Unibi juga menempatkan Asran Aga Shady, mahasiswa semester dua jurusan teknik komputer sebagai juara tiga kategori putra pada kontes Duta Bahasa Jawa Barat 19 Juli lalu. (A-120)***

Penulis: